Psikologi Sekolah
Kelompok 17
Winda Rizka (11011)
Nita Permata Sari Siregar (11033)
Mianty Shanen Efinrose .T. (11084)
Tugas Psiokologi Pendidikan Tentang Psikologi Sekolah
1. Kedudukan psikologi sekolah dalam ilmu
psikologi
Psikologi sekolah berusaha menciptakan situasi yang
mendukung bagi anak didik dalam mengembangkan kemampuan akademik, sosialisasi,
dan emosi yang bertujuan untuk membentuk mind set anak. Psikologi sekolah fokus
pada teori belajar, metode pengajaran, motivasi, kognitif, emosional, dan
perkembangan moral serta hubungan orangtua anak. Psikologi sekolah juga
mendalami anak-anak dengan kebutuhan khusus. Ahli lain menambahkan bahwa
psikologi sekolah berguna dalam penerapan prinsip-prinsip belajar dalam kelas,
pengembangan dan pembaruan kurikulum, ujian dan evaluasi bakat dan kemampuan,
sosialisasi proses dan interaksi proses itu dengan pendayagunaan kognitif dan
penyelenggaraan pendidikan keguruan. Teoris dan peneliti lebih diidentifikasi
sebagai psikolog pendidikan, sementara praktisi di sekolah lebih diidentifikasi
sebagai psikolog sekolah.
2. Perbedaan psikologi sekolah dengan
psikologi pendidikan
Psikologi
sekolah: Psikologi sekolah berusaha
menciptakan situasi yang mendukung bagi anak didik dalam mengembangkan
kemampuan akademik, sosialisasi, dan emosi.Pelaksanaan psikologi dalam hal
diagnostik disekolah:
1.
Pelaksanaan tes
2.
Melakukan wawancara dengan siswa,
guru, orangtua, serta orang-orang yang terlibat dalam pendidikan siswa
3.
Observasi siswa di kelas, tempat
bermain, serta dalam kegiatan sekolah lainnya
4.
Mempelajari data kumulatif prestasi
belajar siswa.
Psikologi pendidikan
Psikologi pendidikan merupakan sub
disiplin ilmu psikologi. Dalam banyak studi, secara singkat, psikologi
pendidikan merupakan suatu disiplin ilmu yang mengaplikasikan ilmu psikologi
dalam dunia belajar dan guru.
Psikologi pendidikan adalah
perkembangan dari psikologi perkembangan dan psikologi sosial, sehingga hampir
sebagian besar teori-teori dalam psikologi perkembangan dan psikologi sosial
digunakan di psikologi pendidikan. Psikologi pendidikan mempelajari bagaimana
manusia belajar dalam setting pendidikan, keefektifan sebuah pengajaran, cara
mengajar, dan pengelolaan organisasi sekolah.
Psikologi pendidikan berminat pada
teori belajar, metode pengajaran, motivasi, kognitif, emosional, dan
perkembangan moral serta hubungan orangtua anak. Selain itu psikologi
pendidikan juga mendalami sub-populasi yaitu anak-anak gifted dan yang dengan
kebutuhan khusus. Ahli lain menambahkan bahwa psikologi pendidikan berguna
dalam penerapan prinsip-prinsip belajar dalam kelas, pengembangan dan pembaruan
kurikulum, ujian dan evaluasi bakat dan kemampuan, sosialisasi proses dan
interaksi proses itu dengan pendayagunaan kognitif dan penyelenggaraan
pendidikan keguruan.
Seorang psikolog pendidikan harus
tahu dan memahami kondisi siswanya, memahami perbedaan individual, implikasi
perbedaan fisikdan psikologik antara laki-laki dan perempuan, dan perbedaan
peran dan harapan antar keduanya. Selain itu psikolog pendidikan perlu terlibat
dalam perencanaan kurikulum dan prosedur mengajar-belajar yang didasari ilmu
mengenai belajar dan perlu penelitian-penelitian untuk menguji evektifitas
prosedur didalam situasi sekolah.
Karena berkecimpung di ranah
sekolah, istilah psikologi pendidikan dan psikologi sekolah sering
dipertukarkan. Teoris dan peneliti lebih diidentifikasi sebagai psikolog
pendidikan, sementara praktisi di sekolah lebih diidentifikasi sebagai psikolog
sekolah. Psikologi pendidikan mengambil masalah-masalah yang dialami oleh orang
muda dalam pendidikan yang mencakup masalah kesulitan belajar atau masalah
emosi dan sosial. Mereka mengambil tugas untuk membantu proses belajar anak dan
memampukan guru menjadi lebih sadar akan faktor-faktor social yang berkatinan
dengan pengajaran dan belajar. Psikolog pendidikan biasa bekerja di lingkungan
sekolah, perguruan tinggi dan di lingkungan pendidikan anak, terutama bekerja
dengan guru dan orang tua. Mereka dapat bekerja secara langsung dengan anak
(misal memeriksa perkembangan, memberikan konseling) dan secara tidak langsung
(dengan orang tua, guru dan profesional lainnya). Karena harus bekerja dengan
manusia, psikolog pendidikan haruslah familier dengan pendekatan-pendekatan
tradisional tentang studi perilaku, humanistik, kognitif dan psikoanalis.
3. Fungsi Sekolah Sebagai agen
perubahan
Lembaga Pendidikan (baik formal, non
formal atau informal) adalah tempat transfer ilmu pengetahuan dan budaya
(peradaban). Melalui praktik pendidikan, peserta didik diajak untuk memahami
bagaimana sejarah atau pengalaman budaya dapat ditransformasi dalam zaman
kehidupan yang akan mereka alami serta mempersiapkan mereka dalam menghadapi
tantangan dan tuntutan yang ada di dalamnya. Dengan demikian, makna pengetahuan
dan kebudayaan sering kali dipaksakan untuk dikombinasikan karena adanya
pengaruh zaman terhadap pengetahuan jika ditransformasikan.
Oleh karena itu pendidikan nasional
bertujuan mempersiapkan masyarakat baru yang lebih ideal, yaitu masyarakat yang
mengerti hak dan kewajiban dan berperan aktif dalam proses pembangunan bangsa.
Esensi dari tujuan pendidikan nasional adalah proses menumbuhkan bentuk budaya
keilmuan, sosial, ekonomi, dan politik yang lebih baik dalam perspektif
tertentu harus mengacu pada masa depan yang jelas (pembukaan UUD 1945 alenia
4). Melalui kegiatan pendidikans, gambaran tentang masyarakat yang ideal itu
dituangkan dalam alam pikiran peserta didik sehingga terjadi proses pembentukan
dan perpindahan budaya. Pemikiran ini mengandung makna bahwa lembaga pendidikan
sebagai tempat pembelajaran manusia memiliki fungsi sosial (agen perubahan di
masyarakat)
4. Metode Yang Dapat Digunakan Dalam
Sistem pengajaran di sekolah
Psikologi humanistik, pembelajaran adalah usaha guru untuk
menciptakan suasana yang menyenangkan untuk belajar (enjoy learning), yang
membuat siswa dipanggil untuk belajar (Darsono, 2001: 24-25)
Menurut teori Sibernetik (Budiningsih,
2005:80-81), belajar adalah pengolahan informasi.
Agar pembelajaran menyenangkan maka guru harus
memilih metode yang tepat.
Definisi metodologi dan mengajar menurut Andrian
dalam makalahnya berjudul Metode mengajar Berdasarkan Tipologi Siswa adalah
ilmu yang mempelajari cara-cara untuk melakukan aktivitas yang tersistem dari
sebuah lingkungan yang terdiri dari pendidik dan peserta didik untuk saling
berinteraksi dalam melakukan suatu kegiatan sehingga proses belajar berjalan
dengan baik dalam arti tujuan pengajaran tercapai.
Agar tujuan pengajaran tercapai sesuai dengan yang
telah dirumuskan oleh pendidik, maka perlu mengetahui, mempelajari beberapa
metode mengajar, serta dipraktekkan pada saat mengajar.
Pemilihan metode mengajar harus mempertimbangkan
pengembangan kemampuan siswa yang lebih kreatif inovatif dan dikondisikan pada
pembelajaran yang bersifat problematis. Pembelajaran yang memungkinkan siswa
belajar secara mandiri dan belajar secara kelompok.
Metode mengajar memiliki fungsi sentral dalam
pembelajaran diantaranya yaitu sebagai alat atau cara untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
Tujuan pembelajaran yang harus dikembangkan
berdasarkan ranah tujuan kognitif, afektif dan psikomotor. Ranah tujuan
tersebut akan memungkinkan dicapai pada tujuan yang bersifat umum.
Setiap pemilihan metode mengajar harus didasarkan
pada hasil kajian antara perilaku yang diharapkan dengan cara yang akan
ditempuh dalam pembe-lajaran.
METODE CERAMAH
METODE TANYA-JAWAB
Metode tanya-jawab digunakan dengan maksud :
• Melanjutkan (meninjau) pelajaran yang lalu
• Menyelingi pembicaraan untuk mendapatkan
kerjasama siswa
• Memimpin pengamatan dan pemikiran siswa.
METODE DISKUSI
Metode diskusi adalah cara penyampaian bahan
pelajaran dimana guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengumpulkan
pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun berbagai alternatif pemecahan
masalah.
METODE KERJA KELOMPOK
Kerja kelompok dapat diartikan sebagai suatu
kegiatan belajar-mengajar dimana siswa dalam suatu kelas dipandang sebagai
suatu kelompok atau dibagi atas kelompok-kelompok kecil untuk mencapai suatu
tujuan pengajaran tertentu.
METODE DEMONSTRASI DAN EKSPERIMEN
Antara metode demonstrasi dan eksperimen
sebenarnya berbeda, akan tetapi dalam praktek sering dipergunakan silih
berganti atau saling melengkapi.
METODE SOSIODRAMA DAN BERMAIN PERANAN
Metode sosiodrama dan bermain peranan merupakan
dua buah metode mengajar yang mengandung pengertian yang dapat dikatakan
bersama dan karenanya dalam pelaksanaan sering disilih gantikan.
5.
Permasalahan Yang terjadi di sekolah dan solusi pemecahan
masalah
1. Perilaku Bermasalah (problem behavior). Masalah perilaku yang dialami remaja di sekolah dapat
dikatakan masih dalam kategori wajar jika tidak merugikan dirinya sendiri dan
orang lain. Perilaku malu dalam dalam mengikuti berbagai aktvitas yang digelar
sekolah misalnya, termasuk dalam kategori perilaku bermasalah yang menyebabkan
seorang remaja mengalami kekurangan
pengalaman. Jadi problem behaviour akan merugikan secara tidak langsung pada
seorang remaja di sekolah akibat perilakunya sendiri.
2. Perilaku menyimpang (behaviour disorder). Perilaku menyimpang pada remaja merupakan perilaku
yang kacau yang menyebabkan seorang remaja kelihatan gugup (nervous) dan
perilakunya tidak terkontrol (uncontrol). Memang diakui bahwa tidak semua
remaja mengalami behaviour disorder. Seorang remaja mengalami hal ini jika ia
tidak tenang, unhappiness dan menyebabkan hilangnya konsentrasi diri. Perilaku
menyimpang pada remaja akan mengakibatkan munculnya tindakan tidak terkontrol
yang mengarah pada tindakan kejahatan. Penyebab behaviour disorder lebih banyak
karena persoalan psikologis yang selalu menghantui dirinya.
3. Penyesuaian diri yang salah (behaviour maladjustment). Perilaku yang tidak sesuaiyangdilakukan remaja
biasanya didorong oleh keinginan mencari jalan pintas dalam
menyelesaikansesuatutanpa mendefinisikan secara cermat akibatnya. Perilaku
menyontek, bolos, dan melangar peraturan sekolah merupakan contoh penyesuaian
diri yang salah pada remaja di sekolah menegah (SLTP/SLTA).
Perilaku tidak dapat membedakan benar-salah (conduct disorder). Kecenderungan pada sebagian remaja adalah tidak mampu
membedakan antara perilaku benar dan salah. Wujud dari conduct disorder adalah
munculnya cara pikir dan perilaku yang kacau dan sering menyimpang dari aturan
yang berlaku di sekolah. Penyebabnya, karena sejak kecil orangtua tidak bisa
membedakan perilaku yang benar dan salah pada anak. Wajarnya, orang tua harus
mampu memberikan hukuman (punisment) pada anak saat ia memunculkan perilaku
yang salah dan memberikan pujian atau hadiah (reward) saat anak memunculkan
perilaku yang baik atau benar. Seorang remaja di sekolah dikategorikan dalam
conduct disorder apabila ia memunculkan perilaku anti sosial baik secara verbal
maupun secara non verbal seperti melawan aturan, tidak sopan terhadap guru, dan
mempermainkan temannya . Selain itu, conduct disordser juga dikategorikan pada
remaja yang berperilaku oppositional deviant disorder yaitu perilaku oposisi
yang ditunjukkan remaja yang menjurus ke unsur permusuhan yang akan merugikan
orang lain.
Attention Deficit Hyperactivity disorder, yaitu anak yang mengalami defisiensi dalam
perhatian sehingga gerakan-gerakannya tidak dapat terkontrol dan menjadi
hyperactif. Remaja di sekolah yang hyperactif biasanya mengalami kesulitan
dalam memusatkan perhatian sehingga tidak dapat menyelesaikan tugas-tugas yang
diberikan kepadanya atau tidak dapat berhasil dalam menyelesaikan tugasnya.
Jika diajak berbicara, remaja yang hyperactif tersebut tidak memperhatikan
lawan bicaranya. Selain itu, anak hyperactif sangat mudah terpengaruh oleh
stimulus yang datang dari luar serta mengalami kesulitan dalam bermain bersama
dengan temannya.
Siswa-siswi
SLTP/SLTA adalah siswa-siswi yang berada dalam golongan usia remaja, usia
mencari identitas dan eksistensi diri dalam kehidupan di masyarakat. Dalam
proses pencarian identitas itu, peran aktif dari ketiga lembaga pendidikan akan
banyak membantu melancarkan pencapaian kepribadian yang dewasa bagi para
remaja. Ada beberapa hal kunci yang bisa dilakukan oleh lembaga-lembaga
pendidikan.
Pertama, memberikan kesempatan
untuk mengadakan dialog untuk menyiapkan jalan bagi tindakan bersama.
Sikap mau berdialog antara orangtua, pendidik di sekolah, dan masyarakat dengan
remaja pada umumnya adalah kesempatan yang diinginkan para remaja. Dalam hati
sanubari para remaja tersimpan kebutuhan akan nasihat, pengalaman, dan kekuatan
atau dorongan dari orang tua. Tetapi sering kerinduan itu menjadi macet bila
melihat realitas mereka dalam keluarga, di sekolah ataupun dalam lingkungan
masyarakat yang tidak memungkinkan karena antara lain begitu otoriter dan
begitu bersikap monologis. Menyadari kekurangan ini, lembaga-lembaga pendidikan
perlu membuka kesempatan untuk mengadakan dialog dengan para remaja, kaum muda
dan anak-anak, entah dalam lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat.
Kedua, menjalin pergaulan yang
tulus.
Dewasa ini jumlah orang tua yang bertindak otoriter terhadap anak-anak mereka
sudah jauh berkurang. Namun muncul kecenderungan yang sebaliknya, yaitu sikap
memanjakan anak secara berlebihan. Banyak orang tua yang tidak berani
mengatakan tidak terhadap anak-anak mereka supaya tidak dicap sebagai orangtua
yang tidak mempercayai anak-anaknya, untuk tidak dianggap sebagai orangtua
kolot, konservatif dan ketinggalan jaman.
Ketiga, memberikan pendampingan,
perhatian dan cinta sejati.
Ada begitu banyak orangtua yang mengira bahwa mereka telah mencintai
anak-anaknya. Sayang sekali bahwa egoisme mereka sendiri menghalang-halangi
kemampuan mereka untuk mencintaianak secara sempurna. “Saya telah memberikan
segala-galanya”, itulah keluhan seorang ibu yang merasa kecewa karena
anak-anaknya yang ugal-ugalan di sekolah dan di masyarakat. Anak saya anak yang
tidak tahu berterima kasih, katanya.
Yang perlu dipahami bahwa setiap individu memerlukan rasa aman dan merasakan
dirinya dicintai. Sejak lahir satu kebutuhan pokok yang yang pertama-tama
dirasakan manusia adalah kebutuhan akan “kasih sayang” yang dalam masa
perkembangan selanjutnya di usia remaja, kasih sayang, rasa aman, dan perasaan
dicintai sangat dibutuhkan oleh para remaja. Dengan usaha-usaha dan
perlakuan-perlakuan yang memberikan perhatian, cinta yang tulus, dan sikap mau
berdialog, maka para remaja akan mendapatkan rasa aman, serta memiliki
keberanian untuk terbuka dalam mengungkapkan pendapatnya.
Lewat kondisi
dan suasana hidup dalam keluarga, lingkungan sekolah, ataupun lingkungan
masyarakat seperti di atas itulah para remaja akan merasa terdampingi dan
mengalami perkembangan kepribadian yang optimal dan tidak terkungkung dalam
perasaan dan tekanan-tekanan batin yang mencekam. Dengan begitu gaya hidup yang
mereka tampilkan benar-benar merupakan proses untuk menemukan identitas diri
mereka sendiri yang sebenarnya.
6.
Fungsi,
Peran, Dan perlunya Psikologi sekolah Ialah
Fungsi Psikologi Sekolah ialah
Fungsi psikologi
sekolah adalah membantu sekolah dalam
menyelesaikan berbagai masalah kesehatan mental yang dihadapi anak didik.
Pelaksaan fungsi ini dilengkapi dengan sarana teknologi dan pendekatan
psikologik yang lebih maju. Bahkan, psikolog sekolah juga dapat bertugas
sebagai interpreter masyarakat untuk memahami sekolah dan sebagai interpreter
sekolah untukk memahami hal-hal yang terjadi bila seorang anak didik terlibat
urusan dengan lembaga masyarakat di luar sekolah.
Psikolog sekolah menggunakan sekolah sebagai sarana menjalankan tugas dan
sebagai media terapeutik. Bantuan tidak langsung lewat lingkungan sekolah
berupa konsultasi kepada guru, administrator maupun orangtua, mengenai
pendekatan cara mengejar-belajar dan cara memberi perlakuan terhadap siswa yang
bermasalah.
Psikolog sekolah tidak hanya melakukan intervensi langsung kepada siswa,
orangtua dan guru. Psikolog sekolah juga terlibat dalam tindakan-tindakan yang
menyangkut kebijakan dan prosedur sekolah, dalam pengembangan dan evaluasi
program dan pelayanan sekolah. Jadi, fungsi psikolog sekolah mencakup tiga
tingkat:
1. Tingkat psikodiagnostik
2. Tingkat klinis dan konseling
3. Tingkat industri
dan organisasi
Peran Psikologi Sekolah
Dunia belajar mengajar (dunia
pendidikan) merupakan salah satu lahan dari psikologi secara umum. Psikologi
pendidikan berperan penting dalam peningkatan mutu siswa dengan menerapkan
prinsip-prinsip psikologi kedalam dunia pendidikan. Psikologi dengan objek
manusia (tingkah laku), sedangkan pendidikan berorientasi pada perubahan
perilaku siswa, cocok untuk dipadukan dengan harapan mendapatkan perilaku siswa
yang diinginkan.Pelaksanaan psikologi dalam hal diagnostik disekolah:
1. Pelaksanaan tes
2. Melakukan wawancara dengan siswa, guru,
orangtua, serta orang-orang yang terlibat dalam pendidikan siswa
3. Observasi siswa di kelas, tempat bermain,
serta dalam kegiatan sekolah lainnya
4. Mempelajari data kumulatif prestasi belajar
siswa.
Psikologi dibutuhkan disekolah sebagai pembina atau pelaksana tes untuk
mengidentifikasi dan menggolongkan anak-anak yang memerlukan pendidikan khusus.
Dengan berkembangnya teknologi psikometri dan makin disadarinya kebutuhan
sekolah akan pelayanan psikometri tersebut.
Psikolog sekolah menerima referal langsung dari guru, orangtua, staf tata
usaha, dan lembaga masyarakat di lingkungannya. Psikolog sekolah melaksanakan
pengukuran menggunakan batera-baterai tes lengkap, untuk mengungkap
faktor-faktor kognitif, afektif maupun konatif. Psikolog sekolah juga
mengungkap informasi pengaruh-pengaruh kehidupan keluarga dan sekolah yang erat
kaitannya dengan masalah yang dihadapi anak didik. Ia mempersiapkan laporan rinci
gambaran anak didik yang ditangani, biasanya dengan rekomendasi yang rinci dan
spesisfik untuk tindakan-tindakan lanjutan. Seringkali psikolog
mengkonsultasikan hasil pengungkapannya dengan guru atau orangtua untuk membuat
interpretasi. Dalam keadaan gawat ia juga memahami menggunakan hasil diagnosa
yang dilakukannya.
Perhatian psikolog sekolah terhadap anak didik bersifat menyeluruh.
Perlunya
Psikologi sekolah :
Psikologi
Sekolah adalah cabang ilmu psikologi
yang mengkhususkan diri pada cara memahami pengajaran dan pembelajaran dalam
lingkungan Sekolah . Psikologi sekolah
berminat pada teori belajar, metode pengajaran, motivasi, kognitif,
emosional dan perkembangan moral serta hubungan orang tua dan anak.
Psikologi sekolah berguna dalam penerapan
prinsip-prinsip belajar dalam kelas, pengembangan dan pembaruan kurikulum,
ujian dan evaluasi bakat dan kemampuan, sosialisasi proses dan interaksi proses
itu dengan pendayagunaan kognitif dan penyelenggaraan pendidikan di sekolah .
Psikolog sekolah biasa bekerja di lingkungan sekolah, perguruan tinggi dan di
lingkungan pendidikan anak, terutama bekerja dengan guru dan orang tua. Mereka
dapat secara langsung bekerja dengan anak (seperti memeriksa perkembangan dan
memberikan konseling) dan secara tidak langsung (dengan orang tua, guru dan
prifesional lainnya). Karena harus bekerja dengan manusia, psikologi
Sekolah harus familiar dengan
pendekatan-pendekatan tradisional tentang studi perilaku , humanistik, kognitif
dan psikoanalitik. Psikologi sekolahjuga harus mengikuti perkembangan mendadak
dari area manajemen kelas dan desain instruksional, pengukuran dan penggunaan
gaya dan strategi belajar, penelitian dalam metakognitif, peningkatan aplikasi
pendidikan jarak jauh dan perluasan dari pengembangan dan aplikasi teknologi
untuk tujuan instruksional.
7.
Hal-hal yang diberikan dalam kaitannya dalam layanan
psikologi sekolah
Bidang
Pelayanan Bimbingan dan Konseling
Pengembangan
kehidupan pribadi, yaitu bidang pelayanan yang membantu pesertadidik dalam memahami, menilai, dan
mengembangkan potensi dan kecakapan, bakatdan minat, serta kondisi sesuai
dengan karakteristik kepribadian dan kebutuhan dirinyasecara
realistik.Pengembangan kehidupan sosial, yaitu bidang pelayanan yang membantu
peserta didikdalam memahami
dan menilai serta mengembangkan kemampuan hubungan sosialyang sehat dan efektif dengan teman
sebaya, anggota keluarga, dan warga lingkungansosial
yang lebih luas.Pengembangan kemampuan
belajar, yaitu bidang pelayanan yang membantu pesertadidik mengembangkan kemampuan belajar dalam
rangka mengikuti pendidikansekolah/madrasah dan belajar secara mandiri.Pengembangan karir, yaitu bidang pelayanan yang
membantu peserta didik dalammemahami dan menilai informasi, serta
memilih dan mengambil keputusan karir.
Fungsi
Bimbingan dan Konseling
Pemahaman,
yaitu fungsi untuk membantu peserta didik memahami diri danlingkungannya.Pencegahan,
yaitu fungsi untuk membantu peserta didik mampu mencegah ataumenghindarkan diri dari berbagai permasalahan
yang dapat menghambatperkembangan dirinya.Pengentasan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik mengatasi masalah
yangdialaminya.Pemeliharaan dan
pengembangan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didikmemelihara dan menumbuh-kembangkan berbagai
potensi dan kondisi positif yangdimilikinya.Advokasi, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik memperoleh pembelaan
atas hakdan atau kepentingannya yang kurang mendapat perhatian.
8.
Perbedaan Antara Psikologi sekolah,
psikologi Pendidikan, Dan Guru BK
Psikologi
sekolah Ialah
Cabang Dari psikologi
pendidikan yg berusaha menciptakan situasi yg mendukung bagi anak didik di
sekolah dalam mengembangkan kemampuan akademik, sosialisasi, dan emosi.
Psikologi Pendidikan
ialah
Psikologi pendidkan ialah adalah ilmu yang mempelajari
bagaimana manusia belajar dalam pendidikan pengaturan, efektivitas intervensi
pendidikan, psikologi pengajaran, dan psikologi sosial dari sekolah sebagai
organisasi. Psikologi Pendidikan berkaitan dengan bagaimana siswa
belajar dan berkembang, dan sering terfokus pada sub kelompok seperti berbakat
anak-anak dan mereka yang tunduk pada khusus penyandang cacat .
Menurut Muhibin Syah
(2002 adalah sebuah disiplin psikologi yang menyelidiki masalah psikologis
yang terjadi dalam dunia pendidikan. Sedangkan menurut ensiklopedia
amerika, psikologi pendidikan adalah ilmu yang lebih berprinsip
dalam proses pengajaran yang terlibat dengan penemuan – penemuan dan menerapkan
prinsip – prinsip dan cara untuk meningkatkan keefisien di dalam pendidikan .
Pengertian
Psikologi Pendidikan
Sedangkan menurut
WitheringtonPengertian Psikologi pendidikan adalah studi sistematis tentang proses-proses
dan faktor-faktor yang berhubungan dengan pendidikan manusia.
Guru BK Ialah
Guru Bimbingan dan konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik,
baik secara perorangan maupun kelompok, agar mandiri dan berkembang secara
optimal, dalam bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar, dan
bimbingan karir, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung,
berdasarkan norma-norma yang berlaku.Dari pengertian diatas dapat disimpulkan
bahwa bimbingan konseling merupakan pelayanan bantuan pada peserta didik dalam
hal ini adalah siswa , agar siswa mampu mengenal kekuatan dan kelemahan dirinya
sendiri serta mampu menerimanya secara positif . dan agar siswa mampu mengenal
lingkunagn baik lingkunagn social dan lingkungan fisik agar siswa mampu
menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Demikian juga agar siswa mampu
merencanakan masa depan karir nya sesuai dengan keinginannya.
Sumber
:
http://episentrum.com/search/pentingnya-psikologi-di-sekolah-sd.html