Rabu, 30 Mei 2012

Teknik Bernyanyi


Bagaimanakah Bernyanyi yang Baik ?


Dalam membawakan suatu lagu hendaknya kita lakukan seperti yang diinginkan penciptanya. Untuk itu, dalam menyanyikan suatu lagu kita perlu menguasai teknik vokal yang baik. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam teknik vokal, yaitu intonasi, artikulasi, pernapasan, dan pembawaan.
1.    Intonasi
Suatu lagu harus dinyanyikan atau dimainkan dengan intonasi yang tepat, yakni dengan pitch yang tepat. Bunyi nada yang tepat akan menghasilkan suara jernih serta enak didengar. Untuk membentuk intonasi yang baik diperlukan pendengaran yang baik untuk membantu menghasilkan nada yang jernih dan pitch kontrol pernapasan, terutama untuk dapat mencapai nada tinggi dan nada rendah secara optimal rasa musikal agar penyanyi dapat mengikuti tempo, gerak, irama, serta menembak nada dengan baik.
Untuk mendapatkan intonasi yang baik, cobalah nyanyikan latihan nada-nada berikut ini. Teknik latihannya sebagai berikut.
a.    Lakukan bahan latihan dengan tempo lambat, kemudian secara bertahap meningkat kecepatannya.
b.    Lakukan latihan dengan teknik humming (bergumam).
c.    Pergunakan syairyope (tanpa makna) untuk sekedar melatih vokalisasi.
d.    Iringi latihan dengan alat musik harmonis, seperti gitar, piano, organ, atau pianika, untuk melatih
pendengaran dan pitch.
2.    Artikulasi
Artikulasi berarti kejelasan nada dan kata-kata. Artikulasi merupakan teknik memproduksi suara yang baik dan mengucapkannya dengan jelas, nyaring, dan merdu. Apabila kita terbiasa berbicara dengan jelas, artikulasi dalam bernyanyi juga akan lebih jelas.
Syair lagu harus diucapkan dengan lafal jelas dan suara terbentuk. Pembentukan lafal syair dipengaruhi oleh alat-alat ucap: rongga hidung, langit-langit, lidah, bibir, dan gigi. Adapun pembentukan suara dipengaruhi oleh paru-paru, sekat rongga badan, faring (batang tenggorokan), rongga mulut, rongga hidung, dan pita suara. Sumber suara manusia terdapat pada pita suara yang berbentuk selaput tipis, lentur, dan melintang pada pangkal tenggorokan.
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam mendapatkan artikulasi yang baik adalah berikut.
a. Sikap badan
Sikap badan yang benar akan dapat membantu udara sebagai pendorong utama terciptanya suara manusia. Sikap badan yang baik dalam bernyanyi adalah:
1)    duduk atau berdiri dengan sikap badan selalu tegak, bahu agak ditarik ke belakang;
2)    badan dalam keadaan tidaktegang (rileks);
3)    jika berdiri, kaki sedikit direntangkan dengan kepala sedikit diangkat.
b. Posisi mulut
Bentuk dan posisi organ-organ mulut sewaktu memproduksi suara sebaiknya
1)    mulut dibuka selebar tiga jari secara vertikal,
2)    gigi seri atas tertutup setengah bagian oleh bibir atas,
3)    bibir bawah menekan gigi seri bawah,
4)    aliran udara diarahkan ke langit-langit keras,
5)    lidah jangan terlalu ditarik ke belakang untuk menghindari suara kerongkongan,
6)    bibir jangan melebar agar tidak bersuara sember,
7)    turunkan rahang serendah mungkin dalam membuka mulut.
3.    Pernapasan
Pernapasan dalam bernyanyi ada tiga macam, yaitu pernapasan dada, pernapasan perut, dan pernapasan diafragma. Dalam pernapasan dada, bagian tubuh yang mengembang adalah dada. Pernapasan ini jarang dipergunakan seseorang dalam bernyanyi, karena cepat kehabisan napas dan mudah capai. Pernapasan dada sangat cocokapabila digunakan untuk menghasilkan nada-nada rendah.
Jika yang dilakukan adalah pernapasan perut, bagian yang mengembang adalah bagian perut. Biasanya pernapasan ini secara refleks dipergunakan orang pada saat tidur. Suara yang dihasilkan dari pernapasan perut sangat keras, sehingga kurang baik dipergunakan dalam bernyanyi.
Jenis pernapasan yang paling cocok digunakan dalam bernyanyi adalah pernapasan diafragma. Pernapasan ini memungkinkan kita menghasilkan suara mumi dengan napas yang panjang. Pernapasan diafragma juga dapat memperkecil ketegangan pada dada, bahu, dan leher, sehingga dapat mengurangi risiko cedera. Cara bernapas yang baik saat bernyanyi adalah berikut.
a.    Waktu menarik napas, bahu jangan terangkat dan badan jangan mengejang.
b.    Udara masuk disalurkan ke perut yang menggembung dan disimpan dalam diafragma.
c.    Usahakan udara keluar rata dan sehemat mungkin melalui mulut, Jangan tersendat-sendat.
d.    Tarik napas pada akhir kalimat atau bagian kalimat yang memiliki frase.
e.    Apabila napas tidak kuat/kurang panjang, lakukaniah teknik mencuri napas (cepat tanpa terdengar
jelas), sehingga tidak merusak frase lagu.
4.    Pembawaan
Penyanyi yang baik hendaknya dapat membawakan lagu sesuai dengan isi dan jiwa yang ingin ditampilkan penciptanya. la hendaknya dapat meleburkan perasaannya ke dalam lagu. Penyanyi harus dapat membuat penikmat dan pengamat seni terjangkiti perasaan yang dimaksud dan terpesona. Keberhasilan seorang penyanyi dalarrj mengungkapkan isi suatu lagu tergantung pada ketepatan interpretasi atau penafsiran tentang maksud dan tujuan yang melatarbelakangi penciptaan lagu tersebut.

Sabtu, 12 Mei 2012

Blended Learning

Blended Learning Mengubah Cara Kita Belajar Di Masa Depan

Apakah Blended Learning itu?

Sesuai namanya, blended learning adalah metode pembelajaran yang memadukan pertemuan tatap muka dengan materi online secara harmonis. Perpaduan antara training konvensional di mana trainer dan trainee bertemu langsung dengan training online yang bisa diakses kapan saja, di mana saja 24 jam sehari, 7 hari seminggu.
Adapun bentuk lain dari blended learning adalah pertemuan virtual antara trainer dengan trainee. Mereka mungkin saja berada di dua dunia berbeda, namun bisa saling memberi feedback, bertanya, atau menjawab. Semuanya dilakukan secara real time. Sebagian menyebutnya dengan long distance instructed learning, yang lain menyebutnya virtual instructor led training – training yang dipandu oleh instruktur betulan secara virtual karena antara peserta dan instruktur berada di tempat yang berbeda. Apapun namanya, model pembelajaran ini memanfaatkan teknologi IT lewat media video conference, phone conference, atau chatting online.

Mengapa Blended Learning, Apakah e-Learning Saja Tidak Cukup?

Sebuah pertanyaan menarik dan mengusik pemikiran kita. Untuk menjawabnya, saya mencoba menelusuri puluhan artikel dan jurnal ilmiah berkaitan topik ini. Dari studi yang ada, kendala terbesar e-learning adalah interaktivitas langsung antara pembelajar dengan instrukturnya. Bagaimanapun belajar merupakan proses dua arah. Peserta memerlukan feedback dari pengajar dan sebaliknya sang pengajar juga memerlukan feedback dari pesertanya. Dengan cara ini akan didapat hasil belajar yang lebih efektif, tepat sasaran.

Hal ini menjawab mengapa program e-learning di banyak perusahaan tidak selalu mendapat hasil memuaskan. Seringkali materi sudah banyak dan tersedia dengan lengkap. Orang juga bisa belajar kapan saja dan di mana saja. Bisa dari kantor, rumah, hotel, maupun di kafe asal terkoneksi lewat jaringan nirkabel. Namun tetap saja tingkat penggunaan materi-materi e-learning tersebut tergolong rendah. Dalam analisa sederhana saya, orang butuh teman dan butuh feedback langsung. Sama seperti yang kita rasakan dalam training konvensional di ruang kelas.
Kendala lanjutan dari e-learning adalah menciptakan kesan kesendirian sehingga seseorang tidak bisa bertahan lama dalam belajar. Dalam setengah jam, seseorang sudah malas dan tidak terlalu termotivasi untuk melanjutkan pembelajarannya. Bukan karena materinya tidak bagus atau sistem online dari materi yang disajikan kurang interaktif, melainkan orang merasa sedang sendiri dan dia perlu orang lain. Meskipun buat seorang pembelajar sejati itu bukanlah alasan. Namun fakta menunjukkan, orang tidak bisa bertahan lama belajar di depan komputer.

Blended Learning, Trend Belajar Masa Depan

To educateSaya memprediksi di masa depan trend belajar dengan blended learning akan semakin populer di dunia, termasuk Indonesia. Hal ini didukung oleh berbagai faktor. Salah satunya adalah pergeseran bagaimana orang mencari informasi. Coba tanyakan diri Anda apa yang dilakukan ketika ingin mengetahui informasi tertentu? Anda akan menghidupkan komputer dan bertanya kepada Paman Google. Atau jika Anda punya handphone mutakhir, hanya dengan beberapa tombol dan sentuhan ringan, informasi yang dicari sudah ada dalam genggaman. Tidak hanya itu, infrastruktur IT juga semakin baik. Kini orang bisa menonton video langsung dari sebuah handphone tanpa terputus.
Saya sendiri aktif dalam beberapa kegiatan blended learning yang diajarkan para tutor handal di luar negeri. Lewat mereka saya belajar hal-hal baru yang jika dipelajari sendiri akan memakan waktu lebih lama dan energi yang lebih besar. Jika Anda aktif di internet, silakan cari program-program universitas terbuka yang gratis dan diajarkan para ahli di bidangnya. Atau jika Anda pengguna iTunes, ada banyak podcast maupun video pembelajaran dibuat oleh lembaga-lembaga ternama seperti Harvard University, BBC, dan organisasi lainnya. Dengan kemudahan tersebut, Anda bisa belajar dari instruktur terbaik seluruh penjuru dunia tanpa harus bertatap muka secara langsung.
Belajar seperti ini dilakukan lewat diskusi live menggunakan audio-conferencing, interactive video conference, real-time chatting console, dan berbagai variasinya. Materi pembelajaran bisa didownload dan dipelajari terlebih dahulu berupa teks, audio maupun video. Saya bisa bertanya langsung dengan instruktur pemberi materi, melakukan konsultasi atas sebuah ide dan pemahaman, serta membangun kedekatan personal. Meskipun tak pernah bertatap muka, saya dan peserta lainnya merasa memiliki kedekatan langsung dengan instrukturnya. Ini bisa terjadi karena kami berinteraksi langsung, walau hanya secara virtual dihubungkan sinyal-sinyal komunikasi. Satu sama lain memberi dukungan, feedback dan saran untuk kemajuan masing-masing orang.

Rabu, 09 Mei 2012

SLB - E

SLB - E

 

11-066 Susi Farida Silalahi 
Mianti Shanen E
Irvine Talenta Sitompul
11-094 Christyn Elisabeth Siagian 
SLB E adalah sekolah luar biasa yang dikhususkan bagi anak tuna laras.
Tuna laras adalah individu yang mengalami hambatan dalam mengendalikan emosi dan kontrol sosial. Individu tuna laras biasanya menunjukkan perilaku menyimpang yang tidak sesuai dengan norma dan aturan yang berlaku di sekitarnya. tuna laras dapat disebabkan oleh faktor internal dan eksternal.

Pendidikan SLB E ini diadakan untuk anak yang mengalami kesulitan menyesuaikan diri atau pernah melakukan kejahatan. Pendidikan ini ada baiknya dimulai sejak umur 6-18 tahun. Anak tuna laras biasanya ditandai dengan gejala sebagai berikut.:
  • gangguan emosi dan gangguan sosial, seperti berbohong, menipu, mencuri, dll
  • rasa rendah diri berlebihan seperti sering minta maaf, takut tampil dimuka umum, dan takut berbicara
  • merendahkan harga diri seperti bernada murung, cepat tersinggung, dan melakukan kejahatan
Tugas utama guru untuk anak tuna laras adalah belajar dan mengelola kelas. Mengajar berkaitan dengan pencapaian tujuan belajar, sedangkan pengelolaan kelas berkaitan dengan penciptaan dan pemertahanan suasana kelas agar pengajaran dapat berjalan efektif dan efisien.

Saat ini pelayanan pendidikan anak tuna laras dilakukan oleh departemen pendidikan nasional, departemen kehakiman, departemen sosial, dan lembaga sosial atau yayasan.

Bentuk satuan pendidikan luar biasa tuna laras terdiri dari SDLB, SLTPLB, SMLB

Pengembangan pendidikan secara paralel atau dikaitkan mengintensifkan usaha bimbingan penyuluhan di sekolah reguler. Sehingga apabila anak itu tidak mengalami perbaiakan dari bimbingan dan penyuluhan dari kelas khusus maka mereka dikirim ke sekolah luar biasa bagian tuna laras.

Menurut kelompok kami hal-hal yang bisa dilakukan psikolog dalam menangani anak tuna laras yaitu:
  • anak terlebih dahulu diberikan pelayanan khusus sebelum dapat dimasukkan ke sekolah reguler
  • memberikan pengajaran dan pengelolaan kelas yang bersosialisasi
  • memberikan pengertian tentang kondisi anak pada teman sebaya maupun orang sekitar
  • mengoptimalkan interaksi sosial dengan bimbingan orang-orang terdekat
  • mencari dan mengembangkan potensi anak
  • memotivasi anak dengan meyakinkan bahwa anak punya potensi yang bisa dikembangkan dan dibanggakan
  • pengenalan akan nilai-nilai dan norma-norma agar anak dapat berperilaku sesuai dengan apa yang diterima oleh lingkungannya